Minggu, 22 Maret 2020

Korelasi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja terhadap Kreativitas Guru


Korelasi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja terhadap Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama di Kota Jambi

Masyhudi & Musa


Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga hal: hubungan kompetensi pedagogik terhadap kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP se-Kota Jambi; hubungan motivasi kerja terhadap kreativitas Guru PAI di SMP se-Kota Jambi; hubungan kompetensi pedagogik dan motivasi kerja terhadap kreativitas Guru PAI di SMP se-Kota Jambi secara bersama-sama. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Guru PAI di SMP se-Kota Jambi, sampel dalam penelitian sebanyak 58 Guru. Pengumpulan data melalui angket. Teknik analisis data menggunakan analisis uji normalitas data, uji linearitas data, uji korelasi parsial dan uji berganda. Pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur dengan taraf signifikasi a = 0,05. Tiga kesimpulan penelitian yaitu: 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kompetensi Pedagogik dengan Kreativitas Guru dengan Koefisien korelasi sebesar 0,728 dan kontribusi 53,1%, 2) terdapat hubungan yang positif antara Motivasi Kerja dengan Kreativitas Guru dengan Koefisien korelasi sebesar 0,575 dan kontribusi 31,3%, 3) terdapat hubungan yang positif antara Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja dengan Kreativitas Guru dengan koefisien korelasi sebesar 0,767 dan kontribusi 58,8%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kreativitas guru dalam mengajar.



Kata-kata kunci: Kompetensi Pedagogik; Motivasi Kerja; Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam.
 *)Masyhudi, Balitbangda Provinsi Jambi, E-mail: m4syhudi@gmail.com
*)Musa, Pascasarjana UIN STS  Jambi, E-mail: musaakram16@gmail.com




I.          Pendahuluan

Guru merupakan orang yang pertama kali mencerdaskan manusia, orang yang memiliki bekal pengetahuan, pengalaman dan dapat menanamkan nilai-nilai budaya dan agama terhadap anak didiknya. Guru atau para pendidik memegang posisi kunci dalam menentukan keberhasilan proses belajar, sehingga mereka dituntut persyaratan tertentu, baik secara teoritis maupun praktis, dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan faktor-faktor yang bersifat internal seperti bakat atau pembawaan anak didik dan faktor eksternal seperti lingkungan dalam segala dimensinya menjadi sasaran pokok proses ikhtiariah (usaha) para pendidik.1